Dan sebagai insan biasa yang tiada pernah mampu menggapai kesempurnaan jiwa, berkali aku jatuh karena salah menyelami laku, kata, dan kebiasaan seputarku.
Perenungan diri kemudian menjadi jalan yang terpilih untuk sebuah pembenahan agar kelak tak lagi mudah tersungkur.
Kadang perenungan diriku tercurah dalam baris kata yang mengekspresikan warna jiwaku saat itu.
Sebagian mengalir dalam untaian nada yang mengalun dari dawai gitarku, yang menjadikannya harmoni nada dan kata tak bebas di puisi yang sederhana.
Cetusan swara jiwaku, yang kini ingin kubagi ....