ia dilahirkan lewat telinga
"namaku karna, anak haram sang hidup. ibuku pelacur kunti
bapakku dewa-dewa vasco de gama, jhon pieter coen, rafless, khan!"
maka ia bukanlah malin kundang. ia adalah aib
yang tahu letak duduk dan petarangan. membangun diri
dari sampah dunia pertama dari kisah-kisah besar nenek moyang
setiap hari, menyalang matahari
dan bersama anak-anak lain meludah ke langit
meski tertepuk muka sendiri.
demikianlah,
di dinding itu, anak-anak yang dilahirkan lewat telinga itu
menuliskan dirinya, menuliskan kematian yang terkandung
di nafasnya, sembari mencoba bicara
dengan bahasa sendiri
(meski orang sebut itu zombie
atau frakenstein)
meski retak, memang retak.