Nyeri Aceh

Fikar W W Eda

Tanah Aceh, nyeri kami
nyeri daging dan tulang kami
nyeri darah dan tangis kami
nyeri gigil, nyeri perih
nyeri kami, inilah nyeri kami.

nyeri laut menggulung pantai
lumatlah rumah,
remuklah pohon
dan tubuh kami, tubuh kami
bercecer dihimpitan pohon itu
hanyut bersama papan berlumut
mengapung di jembatan roboh
nyelinap di selokan
terdampar di trotoar basah
tersangkut pada ranting-ranting beku

Tanah Serambi Mekkah, nyeri kami
nyeri daging dan tulang kami
nyeri darah dan tangis kami
nyeri gigil
nyeri perih
nyeri kami
inilah nyeri kami

bocah bocah polos
berlari di pasir.
menangkapi ikan-ikan terdampar
ketika laut surut

tapi tiba-tiba
gemuruh menerbangkan pasir
langit gelap
ombak membentuk lipatan
menerjang dari arah belakang
tubuh rapuh tersentak ke depan
membentur beton-beton
terdorong ribuan meter
bocah bocah itu
bagai kapas terlilit gulungan laut
terdampar di tanah datar
menghapus jejak-jejak di pasir
lenyaplah tawa
raiblah canda

Nestapa Aceh dalam nyeri dan perih kami
jangan kalian cari lagi Meulaboh
jangan kalian tanya di mana Banda Aceh
dimana Calang, Teunom, Lamno, Lhokseumawe,
Bireuen, Sigli
peta-peta telah koyak
terlipat dalam gulungan laut

Ya Allah
rebahkanlah mereka
bocah-bocah itu,
orang-orang tua itu
laki-laki dan perempuan itu
di atas permadani-Mu yang harum
tempatkanlah mereka pada
sisi-Mu yang maha mulia

dan kepada kami, ya Allah
berilah kekuatan
menanggungkan perih ini
menjadikannya cermin
tempat kami memungut hikmah.
*****
Sumber: parisvanjavaa