Setelah Laut Itu Murka

pagi yang kuning, minggu menunggu;
sarapan nasi goreng di atas meja,

ayah baca koran di ruang tamu,
ibu membereskan tempat tidur,
si kecil terlena menonton film kartun,
aku lari pagi mengelilingi kampung. teman dan saudaraku
menghirup angin desember,
menyongsong hari panjang di akhir bulan.

burung camar menghias langit,
kehangatan matahari, seperti juga kemarin,

tak ada yang menduga:
getaran tanah menjalar tiba-tiba,
air laut menghantam bagaikan gunung roboh,
merebut kehidupan penuh paksa;

semua sunyi,
semua gelap.

1 Januari 2005
Sumber: parisvanjavaa